Senin, 27 Februari 2012

Pembelajaran Diluar Kelas


LANGKAH JITU DALAM MENGOPTIMALKAN PEMBELAJARAN DI LUAR KELAS
 

Oleh : WARSITO ,S.Pd
Kepala Sekolah SD Negeri 01 Kragan
Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar

            Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989, menegaskan bahwa proses pendidikan dapat berlangsung di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Di dalam lingkungan sekolah sendiri dapat berlangsung di dalam kelas maupun di luar kelas. Sedangkan pendidikan di luar sekolah dapat berlangsung di lingkungan keluarga atau di masyarakat. Ini semua memerlukan adanya perhatian dan pemikiran yang cermat dan sungguh-sungguh mengenai sistem manajemen yang diperlukan. Namun di manapun proses pendidikan dilakukan, di lingkungan sekolah atau di luar sekolah, pada hakekatnya mengembangkan potensi sumber daya manusia. Tujuan tersebut diupayakan dicapai melalui apa yang disebut kegiatan pembelajaran .
Pengembangan dari pendidikan di lingkungan sekolah yang mengacu pada Model Pembelajaran Konstektual ( Constextual teaching and learning – CTL ) yang paling dekat adalah PEMBELAJARAN DI LUAR KELAS . Ini sangat tepat sekali dengan 3 pilar dalam system CTL yang disampaikan oleh Johnson ( 2004 ) antara lain :
1.       CTL mencerminkan prinsip kesaling-bergantungan
2.       CTL mencerminkan prinsip diferensiasi .
3.       CTL mencerminkan prinsip pengorganisasian diri .
Landasan Filosofi CTL adalah konstruktivisme , yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal . Pembelajaran berbasis CTI menurut ( Sanjaya , 2004 ) melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran, yakni : Konstruktivisme( Construktivisme) , Bertanya ( Questioning ) , Menemukan ( Inquiry ),Masyarakat Belajar ( Learning Community) ,Pemodelan ( Modeling ) , dan Penilaian Sebenarnya ( Authentic Assessment ) .
Untuk mencapai itu semua bentuk Pembelajaran Di Luar Kelas adalah cara jitu menggoptimalkan hasil belajar . Pembelajaran di luar kelas ini masih jarang sekali dilakukan oleh para tenaga pendidik , bahkan ada yang menilai tidak efektif dan makan waktu ( tidak efisien ) . Untuk menjawab itu semua , mari coba kita simak langkah-langkah yang harus dipersiapkan untuk melakukan pembelajaran di luar kelas . Secara garis besar yang perlu disiapkan adalah :
1.      Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri , menemukan sendiri , dan mengkontruksikan sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya .
2.      Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topic / tema .
3.      Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya .
4.      Ciptakan “ masyarakat belajar “ ( belajar dalam kelompok-kelompok ) .
5.      Siapkan lembar kegiatan siswa yang di dalamnya telah  berisi tentang hal-hal yang harus diamati / dipelajarai / dipraktekkan oleh siswa saat di luar kelas . Hal ini untuk memfokuskan perhatian siswa pada obyek yang akan dipelajari dan membatasi siswa agar tidak melakukan hal-hal yang diluar materi .
6.      Buat batasan waktu disaat anak melakukan kegiatan diluar kelas dalam melaksanakan lembar kegiatan .
7.      Pilihlah lingkungan atau obyek belajar yang sesuai dengan topic / tema yang akan dipejari untuk mencapai tujuan dari pembelajaran tersebut .
8.      Lakukan refleksi diakhir penemuan .
9.      Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara penilaian .
Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam penilaian ini, yakni (1) norma, (2) prosedur penilaian dan (3) alat penilaian. Norma berkaitan dengan ukuran-ukuran keberhasilan yang diinginkan. Prosedur berkenaan dengan bagaimana cara penilaian itu dilakukan. Sedangkan alat penilaian berkenaan dengan instrumen dalam bentuk soal-soal yang akan diujikan pada warga belajar.

Pembelajaran di luar kelas  dapat optimal bisa kita ukur dengan aspek-aspek yang harus ada dan terlaksana pada saat proses pembelajaran tersebut . Adapun aspe-aspek tersebut adalah :
      1. Pengalaman nyata .
2. Kerja sama , saling menunjang
3. Gembira, belajar dengan bergairah
4. Penbelajaran terintegrasi
5. Menggunakan berbagai sumber
6. Siswa aktif dan kritis
7. Menyenangkan , tidak membosankan
8. Sharing dengan teman
9. Guru kreatif

Pembelajaran di dalam kelas sering  membuat siswa bosan dan terkesan monoton . Maka sudah saatnya kita memberi  kesempatan pada siswa seluas-luasnya untuk mengembangkan pemikirannya , memberi ruang / wahana sifat ingin tahu siswa , dan posisikan kita sebagai fasilisator , motivator , dan inspirator bagi siswa .  ( Selamat Mencoba ) .


PUISI " Jeritan Hati Anak Negeri "


Jeritan Hati Anak Negeri

Saat-saat kaki terlangkahkan
Sejenak hati berfikir tentang keadilan
Ketika bangsa dilanda bencana
Ketika rakyat kecil dirundung duka
Ketika semua orang berharap tanya
Mana yang benar dan mana yang salah ?!
Banyak sosok muncul seolah pakar
Berteriak-teriak seakan benar
Seharusnya begini dan seharusnya begitu !!
Ternyata semua hanya teori membingungkan
Di sudut-sudut kota dan pelosok negeri
Rakyat jelata menggeliat kelaparan
Anak-anak mulai putus harapan
Akan kemana kami mencari
Napas kebebsan yang semakin sesak
Angin kehidupan yang mulai hilang
Sungguh tragis dan ironis
Rupiah terpuruk dalam kekhawatiran
Si awam hanya bertanya
Dosa siapakah ini ?!
Mengapa kami yang mendapat siksa
Kami tidak perlu banyak partai
Kami perlu banyak beras
Kami perlu banyak susu
Kami perlu makan
Dan kami perlu keadilan

Kecerdasan dan Kesuksesan



Kecerdasan dan Kesuksesan

Disusun Oleh : 
WARSITO , S.Pd 
Kepala Sekolah SDN 01 Kragan Kecamatan Gondangrejo . Karanganyar


Intelligence Quotient (IQ) yang hampir seratus tahun lalu diperkenalkan oleh William Stern tlah menyita perhatian yan tidak kecil. Bangunan-bangunan utama kecerdasan ditakar dalam skor-skor tertentu. Takaran IQ bahkan menjadi momok bagi siswa tertentu ketika ia harus memilih mau menjadi apa dia kelak. Yang lebih tragis, takaran IQ telah menghilangkan kesempatan berkembang bagi mereka yang memiliki IQ rendah, tetapi dengan kecerdasan lain yang dominan.
Intelligence Quotient (IQ), menurut Daniel Goleman, hanya menyumbang sekitar 5-10 persen bagi kesuksesan hidup. Sisanya adalah kombinasi beragam factor yang salah satunya adalah kecerdasan Emosi (Gramedia, 1996). Intelligence Quotient (IQ), menurut Paul Scoltz, hanya bagian kecil dari pohon kesuksesan dalam semua hal. Scoltz yang menulis buku Adversity Quotient (Gramedia, 2000), menyebut kinerja, bakat dan kemauan, karakter, kesehatan, kecerdasan, faktor genetik, pendidikan, dan keyakinan sebagai kunci-kunci kesuksesan manusia.
Menurut Howard Gardner, ahli pendidikan dengan memperkenalkan teori Multiple Intelligence (MI, atau kecerdasan majemuk), mempertegas bahwa kesuksesan tidak dapat hanya diukur dengan kecerdasan intelektual. Tujuh jenis kecerdasan itu adalah linguistic, matematika, spasial, kinestetis, musik, antar pribadi, dan inter pribadi. Tujuh potensi kecerdasan dengan kadar berbeda-beda ada pada setiap orang. Ketujuh kecerdasan majemuk itu bukan bagian-bagian jyang terpisah dari kecerdasan manusia. semuanya terintegrasi dan saling terkait satu sama lain. Jelasnya setiap orang memiliki tujuh jenis kecerdasan itu. Masalahnya, pendidikan kita cenderung mengoptimalkan satu atau dua kecerdasan saja. Oleh Karena itu, tugas paling berat adalah optimalisasi tujuh kecerdasan itu. Ini artinya, optimalisasi seluruh otak!.
Kesuksesan harus dipandang sebagai pemakaian otak secara utuh (whole brain), Jika selama ini otak belum dipakai secara utuh, namun yang patut disyukuri adalah adanya dukungan ilmiah bahwa otak manusia berperan penting dalam kecerdasan dan kesuksesan. bahkan ahli saraf terkenal dari Universitas Indonesia, Prof. Sidiarto Kusumoputro, mengembangkan pelatihan otak yang didasari pada temuan-temuan spektakuler neurosains tersebut. Pelatihan KISS ME (Kreatifitas, Imajinasi, Sosialisasi, Spiritual, Musik, dan Emosi), Neurobics, dan Brain Gym adalah pelatihan untuk optimalisasi otak.
Hal tersebut diatas membuktikan bahwa kekuatan terbesar manusia bukan terletak pada bagian luar tubuh manusia. kekuatan ada pada diri manusia. problemnya, manusia kurang begitu mengenal dirinya. Socrates benar ketika ia menyatakan bahwa masalah mendasar manusia adalah `pengenalan diri`, “Gnothi Teauton” kata Socrates. ‘kenalilah dirimu!”
Kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi, dan kecerdasn majemuk merupakan kunci-kunci kesuksesan yang betul-betul mengorek hingga ke dasar-dasarnya kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh manusia. Namun, perlu diperhatikan secara jelas bahwa ketiga konsep itu memiliki kelemahan yang sangat signifikan dalam mengaktualkan potensi dasar otak manusia.

Ukuran IQ memiliki kelemahan dala hal pemberian peluang bagi nuansa-nuansa emosional, seperti empati, motivasi diri, pengendalian diri, dan kerja sama social. Sementara itu, kecerdasan majemuk (MI) lebih menonjolkan aspek kognitif, sekalipun musik, olah raga, dan hubungan antar pribadi dipandang sebagai kecerdasan jenis tersendiri. EQ, sebagaimana juga ditemui pada konsep IQ dan MI, sama sekali menepiskan peranan aspek spiritual yang mendorong kesuksesan. Ketulusan, integritas, tanpa pamrih, `ngalap barokah`, rendah hati, dan orientasi kebajikan social adalah beberapa hal penting dari kehidupan spiritual yang memberi kepuasan total bila seseorang sukses. Aspek-aspek spiritual itu tidak hanya membuat seseorang sukses, tetapi juga BAHAGIA. 

Kamis, 16 Februari 2012

Taksonomi Blom



Taksonomi Bloom : Mengembangkan Strategi Berpikir Berbasis TIK
Tagged with: taksonomi bloom    TIK
Kajian Teori
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein berarti untuk mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarkhi dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian- sampai pada kemampuan berpikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi (http://en.wikipedia.org/wiki/Bloom%27s_Taxonomy).
Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan. Konsep ini mengklasifikasikan tujuan pendidikan dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Ranah kognitif meliputi fungsi memproses informasi, pengetahuan dan keahlian mentalitas. Ranah afektif meliputi fungsi yang berkaitan dengan sikap dan perasaan. Sedangkan ranah psikomotorik berkaitan dengan fungsi manipulatif dan kemampuan fisik.
Ranah kognitif menggolongkan dan mengurutkan keahlian berpikir yang menggambarkan tujuan yang diharapkan. Proses berpikir mengekspresikan tahap-tahap kemampuan yang harus siswa kuasai sehingga dapat menunjukan kemampuan mengolah pikirannya sehingga mampu mengaplikasikan teori ke dalam perbuatan. Mengubah teori ke dalam keterampilan terbaiknya sehinggi dapat menghasilkan sesuatu yang baru sebagai produk inovasi pikirannya. Untuk lebih mudah memahami taksonomi bloom, maka dapat dideskripsikan dalam dua pernyataan di bawah ini:
  • Memahami sebuah konsep berarti dapat mengingat informasi atau ilmu mengenai konsep itu.
  • Seseorang tidak akan mampu mengaplikasikan ilmu dan konsep jika tanpa terlebih dahulu memahami isinya
Konsep tersebut mengalami perbaikan seiring dengan perkembangan dan kemajuan jaman serta teknologi. Salah seorang murid Bloom yang bernama Lorin Anderson merevisi taksonomi Bloom pada tahun 1990. Hasil perbaikannya dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Dalam revisi ini ada perubahan kata kunci, pada kategori dari kata benda menjadi kata kerja. Masing-masing kategori masih diurutkan secara hirarkis, dari urutan terendah ke yang lebih tinggi. Pada ranah kognitif kemampuan berpikir analisis dan sintesis diintegrasikan menjadi analisis saja. Dari jumlah enam kategori pada konsep terdahulu tidak berubah jumlahnya karena Lorin memasukan kategori baru yaitu creating yang sebelumnya tidak ada.
Gambar 1. Diagram Taksonomi Bloom
http://gurupembaharu.com/home/wp-content/uploads/2009/10/Taksonomi-Bloom-2.bmp
Setiap kategori dalam Revisi Taksonomi Bloom terdiri dari subkategori yang memiliki kata kunci berupa kata yang berasosiasi dengan kategori tersebut. Kata-kata kunci itu seperti terurai di bawah ini
  • Mengingat : mengurutkan, menjelaskan, mengidentifikasi, menamai, menempatkan, mengulangi , menemukan kembali dsb.
  • Memahami : menafsirkan, meringkas, mengklasifikasikan, membandingkan, menjelaskan, mebeberkan dsb.
  • Menerapkan : melaksanakan, menggunakan, menjalankan, melakukan, mempraktekan, memilih, menyusun, memulai, menyelesaikan, mendeteksi dsb
  • Menganalisis : menguraikan, membandingkan, mengorganisir, menyusun ulang, mengubah struktur, mengkerangkakan, menyusun outline, mengintegrasikan, membedakan, menyamakan, membandingkan, mengintegrasikan dsb.
  • Mengevaluasi : menyusun hipotesi, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji, mebenarkan, menyalahkan, dsb.
  • Berkreasi : merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, membaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, menggubah dsb.
Dalam berbagai aspek dan setelah melalui revisi, taksonomi Bloom tetap menggambarkan suatu proses pembelajaran, cara kita memproses suatu informasi sehingga dapat dimanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa prinsip didalamnya adalah :
  • Sebelum kita memahami sebuah konsep maka kita harus mengingatnya terlebih dahulu
  • Sebelum kita menerapkan maka kita harus memahaminya terlebih dahulu
  • Sebelum kita mengevaluasi dampaknya maka kita harus mengukur atau menilai
  • Sebelum kita berkreasi sesuatu maka kita harus mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis dan mengevaluasi, serta memperbaharui
Pentahapan berpikir seperti itu bisa jadi mendapat sanggahan dari sebagian orang. Alasannya, dalam beberapa jenis kegiatan, tidak semua tahap seperti itu diperlukan. Contohnya dalam menciptakan sesuatu tidak harus melalui penatahapan itu. Hal itu kembali pada kreativitas individu. Proses pembelajaran dapat dimulai dari tahap mana saja. Namun, model pentahapan itu sebenarnya melekat pada setiap proses pembelajaran secara terintegrasi.
Sebagian orang juga menyanggah pembagian pentahapan berpikir seperti itu karena dalam kenyataannya siswa seharusnya berpikir secara holistik. Ketika kemampuan itu dipisah-pisah maka siswa dapat kehilangan kemampuannya untuk menyatukan kembali komponen-komponen yang sudah terpisah. Model penciptaaan suatu produk baru atau menyelesaian suatu proyek tertentu lebih baik dalam memberikan tantangan terpadu yang mendorong siswa untuk berpikir secara kritis.
Psikomotorik
Paradigma di masa lalu menjujung tinggi penguasan teoritis, kini menjujung tinggi nilai-nilai pragmatis. Keberhasilan belajar tidak hanya diukur dengan seberapa banyak materi yang dapat siswa kuasai, namun perlu dilanjutkan dengan seberapa terampil siswa menerapkan teori yang dikuasainya. Terampil menerapkan teori menjadi karya menjadi target utama belajar masa kini.
Domain psikomotorik berbeda dengan menerapkan dalam domain kognitif. Dalam pengembangan kognitif menyangkut pengembangan kemampuan berpikir, sedangkan dalam domain psikomotor menurut Simpson, 1972, menyangkut keterampilan gerakan dan kordinasi secara fisik dalam menggunakan keterampilan fisik. Ukuran pengembangan keterampilan fisik adalah kecepatan, ketepatan, jarak, prosedur, atau teknik pelaksanaan. Tingkat penguasaan keterampilan terbagi dalam tujuh kategori, yaitu
  1. Mempersepsikan, yaitu keterampilan menggunakan berbagai isyarat sensor untuk melakukan aktivitas motorik seperti keterampilan menerjemahkan isyarat indra. Kata kunci yang digunakan dalam keterampilan ini ialah memilih, menggambarkan, mendetiksi, membedakan, mengidentifikasi, mengisolasi, dan menghubungkan.
  2. Menyiapkan; meningkatkan kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan suatu tindakan. Kata kunci yang digunakan dalam keteramilan ini ailah; memulai, menyajikan, menerangkan, bergerak, menghasilkan, berkreasi, dan menyatakan.
  3. Menanggapi respon; tahap awal dalam keterampilan belajar yang kompleks adalah keterampilan meniru dan trial and error. Ketepatannya ditentukan latihan. Kata kunci yang digunakan adalah meng-copy, mengikuti jejak, memperbanyak, merespon, dan bereaksi.
  4. Mekanis, adalah tahap peralihan dalam belajar melalui pengembangan kebiasaan dan melakukan gerakan yang didukung dengan keyakinan dan  rasa percaya diri. Kata kunci yang digunakan adalah merakit, mengkalibarasi, menbangun konstruksi, membongkar, menampilkan, mengikat, memperbaiki, memanaskan, memanipulasi,mengukur, mencampur, mengorganisasikan, memubuat sketsa.
  5. Mengembangkan respon yang kompleks. Keterampilan direfleksikan dalam gerak yang kompleks.  Kemahiran ditunjukkan dengan kinerja yang cepat, akurat,  sangat terkoordinasi, dan menggunakan energi minimal. Kategori ini termasuk melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu, dan aksi otomatis. Contoh dalam bermain sepakbola yang menggunakan kata kunci; bertindak cepat, akurat, terkoordinasi.
  6. Adaptasi: Keterampilan yang dikembangkan dengan baik secara individu dapat memodifikasi pola pergerakan sesuai persyaratan khusus. Kata kunci yang digunakan  menyesuaikan, menggubah, mengubah, menata kembali, mereorganisasi, merevisi, memvariasikan.
  7. Orisinalitas; membuat gerakan baru sehingga sesuai dengan keadaan tertentu. Pembelajaran menekankan pada pengembangan kreativitas yang berlandaskan keterampilan tinggi. Kata kunci yang digunakan adalah menyusun, membangun, menggabungkan, mengarang, mengkonstruksi, menciptakan, mendesain, memulai, dan membuat.
Untuk mengukur kompetensi siswa dalam ranah psikomotor dapat menggunakan format acuan penilai seperti di bawah ini.
http://gurupembaharu.com/home/wp-content/uploads/2009/10/New-Picture-22.bmp


Implementasi Berbasis TIK
Mengimplementasikan TIK dalam belajar bisa dilihat dari domain kognitif  maupun psikomotor.D bawah ini terdapat sejumlah batasan pada setiap level berpikir yang akan mendasari sistem pengelolaan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Creating
Merumuskan ide baru, produk, atau cara memandang sesuatu.
Evaluating
Menetapkan keputusan dari hasil penilaian atau penghitungan atau melalui beberapa tahap pengujian
Analysing
Mengurai informasi ke dalam bagian lebih rinci, terkait satu dengan yang lain dan dapat dipahami.
Applying
Menerapkan informasi pada siatuasi yang berbeda
Understanding
Menjelaskan ide atau konsep
Remembering
Mengingat kembali informasi
Mengingat (Remembering)
No
Kegiatan Pembelajaran Berbasis TIK
Software/fasilitas pendukung
Produk
1
Menamai file
Word, Excell, power point
Memberikan kode pada penamaan file
2
Meringkas materi kedalam bentuk bullet pointing
Power point, word,
Membuat bullet, pointing, colouring mengenai informasi penting
3
Mengidentifikasi  web dan nara sumber yang mendukung materi pelajaran
Mozilla firefox, internet explorer
Membookmarking/ favouriting web atau nara sumber terkait
4
Menceritakan kembali topik diskusi yang ada di situs jejaring sosial
Facebook, twitter
Mendaftar sebagai anggota di situs jejaring sosial, situs dagang
5
Menjelaskan ulang informasi dari internet
Search engine : goolgle, yahoo, msn
Melakukan pencarian data melalui search engine (googling)
Memahami (Understanding)
No
Kegiatan Pembelajaran Berbasis TIK
Software/fasilitas pendukung
Produk
1
Mengutarakan pendapat atas sebuah berita yang dimuat secara online
kompas.com; detik.com;
Memberikan komentar singkat dan catatan  pada artikel di web
2
Membedakan berbagai dokumen yang dimiliki berdasarkan mata pelajaran
Word, excel, powerpoint,
Mengklasifikasikan file, website dan bahan ke dalam folder
3
Mendiskusikan topik pelajaran tertentu
Forum di internet (www.forumsains.com, /www.indoforum.org, /forum.detik.com)
Menyampaikan opini dalam  forum internet
4
Menjelaskan ulang materi pelajaran ke dalam blog
wordpress.com, blogspot.com, multiply.com
Laporan berupa catatan dan tugas harian dalam blog
5
Menerjemahkan materi pelajaran berbahasa asing dari internet
Internet, google translate, translation2.paralink.com
Materi pelajaran dalam dua bahasa
Mengaplikasikan (Application)
No
Kegiatan Pembelajaran Berbasis TIK
Software/fasilitas pendukung
Produk
1
Menguji pemahaman materi pelajaran melalui e-learning
Program e-learning
Menjalankan  sebuah  program
2
Mengilustrasikan proses biologi dalam bentuk flow chart
Microsoft office vissio, Power point, word
Mengaplikasikan beberapa program
3
Mengaplikasikan program excel untuk penyelesaian soal MIPA
Excel
Memodifikasi aplikasi program
4
Menguji kemampuan daya nalar
Web games online; games.co.id, sudoku
Memainkan sebuah  games online berbasis pendidikan
5
Menyusun fakta-fakta sejarah menjadi sebuah kliping / catatan sejarah online
Web, buku sejarah, google, ziddu.com, rapidshare
Mengupload materi /informasi ke dalam sebuah web
Menganalisis (Analysing)
No
Kegiatan Pembelajaran Berbasis TIK
Software/fasilitas pendukung
Produk
1
Mengintegrasikan data, tabel, grafik dan flow chart ke dalam sebuah artikel
Word, excel, visio, blog/web
Mengintergrasikan beberapa sumber data ke dalam satu web/blog
2
Menghubungkan topik mata pelajaran yang dipelajari dengan informasi terupdate saat ini
Google, yahoo dan search engine lainnya
Menetapkan link web yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari
3
Menguraikan biografi tentang tokoh sains terkemuka
Google, yahoo, wikipedia
Biografi tokoh sains
4
Mereview dan menilai informasi hasil browsing
Google, yahoo
Memvalidasi ketelitian dan kebenaran data yang berasal dari web
5
Mengorganisir data yang dimiliki sesuai dengan mata pelajaran dan jenis file
Web, blog, pdf, mp2, word, excel
Mengorganisir data online
Mengevaluasi (Evaluating)
No
Kegiatan Pembelajaran Berbasis TIK
Software/fasilitas pendukung
Produk
1
Merekomendasikan web/sumber online sebagai bahan belajar
Google, yahoo, web, blog
Daftar dan link web yang direkomendasi
2
Mengkritisi sebuah topik yang sedang dibahas
Forum diskusi online
Mengomentari topic tertentu  pada forum diskusi
3
Menilai kelayakan suatu karya untuk ditampilkan ke publik
Forum online sekolah,
Memoderatori sebuah forum diskusi
4
Memantau kemajuan kolaborasi
Web/blog/forum
Membangun kolaborasi dan jaringan di situs social
5
Menghitung efisiensi kerja sebuah aplikasi program
Excel, e-learning
Menguji prosedur kerja sebuah aplikasi program
Menciptakan (creating)
No
Kegiatan Pembelajaran Berbasis TIK
Software/fasilitas pendukung
Produk
1
Menciptakan aplikasi program  sederhana
Power point, excel
Mengembangkan kreasi dengan power point, Mengembangkan kreasi kreasi dengan excel
2
Menciptakan aplikasi multimedia sederhana
Adobe photoshop
Mengembangkan animasi sederhana untuk alat peraga belajar
3
Medesain tampilan blog/website pribadi
Webhosting gratis (www.rumahweb.com, www.000webhost.com, www.webs.com ); blog wordpress, blogspot
Website / blog pribadi
4
Berkolaborasi menghasilkan suatu karya untuk dipublikasikan secara online
Internet, blog, website
Mengembangkan kerja sama mengembangkan karya tulis bersama berbasis jaringan internet.
5
Membuat rekaman kegiatan sekolah/ karya dalam bentuk audio (podcasting)
Software atau pemutar mp3, perekam audio,
Podcast untuk dipublikasikan secara online
6
Merancang web/blog komersial
Web, blog
Memiliki toko usaha online
Uraian di atas memberikan gambaran bahwa dalam kosep pendidikan moderen kompetensi siswa dirancang dalam ranah yaitu pengetahuan dan keterampilan.
Hasil belajar siswa berupa kompetensi penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan menerapkan ilmu pengetahuan. Pengetahuan diuji dengan alat ukur berupa soal-soal sebagai perangkat tes dan format acuan penilaian keterampilan dalam melaksanakan kegiatan, dalam proses belajar