Kamis, 16 Februari 2012

Tentang Sekolah Yang Sehat


BagaimanaTentang Sekolah Sehat 
dan Sekolah Sakit


Disusun oleh :
WARSITO ,S.Pd
Kepala Sekolah SD Negeri 01 Kragan
Kec. Gondangrejo .Kab.Karanganyar

Ternyata yang bisa mengalami kondisi sehat dan sakit bukan hanya makluk hidup saja , tetapi suatu lembagapun dapat menjadi sehat dan dapat pula menjadi sakit . Lalu bagaimana suatu lembaga dikatakan sehat atau sakit , khususnya untuk lembaga pendidikan ? 
Sekolah sebagai sebuah organisasi dituntut untuk dapat memecahkan: (1) Masalah tentang bagaimana memperoleh sumber daya yang mencukupi dan dapat menyesuaikan dengan tuntutan lingkungannya, (2) Masalah tentang upaya-upaya pencapaian tujuan pendidikan di sekolah, (3) Masalah pemeliharaan solidaritas, dan (4) Masalah upaya menciptakan dan mempertahankan keunikan nilai yang dkembangkan di sekolah.
Keempat hal di atas menjadi kerangka acuan dalam mengembangkan sekolah sehat. Dalam bukunya yang berjudul Educational Administration, Wayne K. Hoy dan Cecil G. Miskel (2003) memaparkan tentang kriteria sekolah sehat, yang terbagi ke dalam tiga level dan tujuh dimensi, yang dijadikannya sebagai kerangka penyusunan Organizational Helath Inventory (OHI).

A. Level Lembaga
Level lembaga ini merupakan tahap yang berkaitan dengan hubungan organisasi dengan lingkungannya. Hal ini penting untuk kepentingan legitimasi dan dukungan masyarakat terhadap sekolah.
1. Institutional Integrity
Institutional integrity lebih mengarah kepada keutuhan segenap program pendidikan di sekolah. Sekolah mampu melindungi diri secara baik ( Ketahanan Sekolah ) dari berbagai serangan dan tekanan kekuatan eksternal yang merugikan.

B. Level Manajerial
Level manajerial mengarah kepada kegiatan untuk menjembatani dan mengendalikan usaha-usaha internal organisasi sekolah. Kepala sekolah merupakan petugas adminitratif yang utama di sekolah, yang harus dapat menemukan cara-cara terbaik untuk mengembangkan loyalitas, kepercayaan dan motivasi guru, serta dapat mengkoordinasikan setiap pekerjaan di sekolah.
2. Principal Influence
Principal influence mengarah kepada kemampuan kepala sekolah untuk berpartisipasi aktif terhadap para atasan. Kepala sekolah dapat bertindak persuasif, bekerja secara efektif dengan atasan, dan menunjukkan kemandiriannya (independensi) dalam berfikir dan bertindak.
3. Consideration
Consideration mengarah pada perilaku kepala sekolah yang bersahabat, suportif, terbuka dan kolegial.
4. Initiating Structure
Initiating Structure mengarah pada perilaku kepala sekolah yang berorientasi pada tugas dan prestasi. Kepala sekolah memiliki sikap dan ekspektasi yang jelas tentang prosedur dan standar kinerja bawahannya (guru).
5. Resource Support
Resource Support mengarah pada ketersediaan sarana dan prasarana yang diperlukan dan digunakan untuk kepentingan pembelajaran di kelas secara memadai.

C. Level Teknis
Level teknis berkaitan dengan proses belajar mengajar dan tanggung jawab guru terhadap pendidikan siswa sebagai produk sekolah.
6. Morale
Morale mengarah pada rasa saling percaya, percaya diri, semangat, dan persahabatan yang diperlihatkan para guru dan para guru memiliki kepekaan terhadap pencapaian prestasi kerjanya
7. Academic Emphasis
Academic Emphasis mengarah pada usaha sekolah untuk mengutamakan  pencapaian prestasi, khususnya prestasi akademik para siswanya. Lingkungan pembelajaran ditata secara sungguh-sungguh. Guru-guru merasa yakin terhadap kemampuan siswanya untuk meraih prestasi, para siswa bekerja keras dan pemberiaan penghargaan kepada setiap orang yang mampu menunjukkan prestasi akademiknya.
            Dari uraian tersebut lalu bagaiman dengan kondisi sekolah kita ? Sehat atau sakitkah sekolah kita ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar