BEST PRACTICES
MENUMBUHKAN JIWA ENTREPRENEUR DENGAN KEUNGGULAN LOKAL
BATIK TULIS DAN APLIKASI BATIK PADA GERABAH DI SDN 02 SELOKATON
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendirian
sebuah Sekolah sebagai Lembaga Pendidikan adalah niat luhur untuk mencerdaskan
bangsa. Dalam pendirian tersebut lebih mengutamakan pada kepentingan masarakat
dan prospek kedepan bagi keberlangsungan lembaga tersebut. Penyediaan akan
sarana gedung, tenaga, anggaran, peserta didik, dan fasilitas pembelajaran
lainnya menjadi mutlak diperlukan. Sekolah yang merupakan agen peletak dasar
kompetensi baik afektif, kognitif, dan psikomotor dituntut untuk dapat
memberikan out put yang outcam . Artinya lulusan yang siap terjun kemasyarakat
baik dari segi pengetahuan maupun ketrampilannya . Kalo dari segi pengetahuan
pasti semua sekolah telah membekali kepada semua peserta didiknya. Namun apakah
dari segi ketrampilan sudah semua
sekolah telah membekalinya ? Terutama di sekolah dasar , masih
sangat kecil sekali prosentasenya dimana sekolah memprogramkan kegiatan yang
mengarah pada life skill . Program keunggulan lokal yang selama ini telah
banyak dituliskan pada kurikulum masing-masing sekolah masih dalam batas program dalam tulisan saja. Padahal sudah menjadi tuntutan baik dari dinas maupun
kondisi jaman bahwa masing-masing sekolah agar dapat menunjukkan keunikan
sendiri-sendiri yang menjadi
keunggulan lokal.
Menanggapi hal
tersebut di SD Negeri 02 Selokaton Kecamatan Gondangrejo rupanya juga termasuk
yang program keunggulan lokal yang dicanangkan masih dalam batas program dan
belum sama sekali diujudkan . Untuk itu setelah saya ditugaskan di SD Negeri 02
Selokaton pada tahun 2013 Saya ingin sekali mengangkat keunggulan lokal yaitu
Ketrampilan Membatik sebagai keunggulan lokal di SD Negeri 02 Selokaton Menyelenggarakan Sekolah Berbasis Keunggulan Lokal
Batik Tulis .
B. Permasalahan
Dengan melihat latar belakang di atas disini penulis
mengangkat permasalahan bagaimana mewujudkan ketrampilan membatik dapat menjadi
program keunggulan lokal di SD Negeri 02 Selokaton Kecamatan Gondangrejo
Kabupaten Karanganyar .
C. Strategi Pemecahan Masalah .
Komunikasi
adalah hal yang sangat diperlukan dalam pemecahan masalah ini. Dari prestasi
yang dihasilkan oleh SDN 02 Selokaton dibidang akademik patut diacungi
jempol.Namun prestasi dibidang non akademik masih sangat kurang , terutama pada
pembekalan di bidang life skill / kecakapan hidup.
Tahap Pertama ( Analisis lingkungan ) Untuk mewujudkan program
keunggulan lokal tersebut penulis melakukan observasi terhadap lingkungan
sekitar terutama pada orang tua / wali murid . Dari hasil observasi tersebut
didapat bahwa masih ada 4 orang tua / wali murid yang kesehariannya melakukan
kegiatan membatik dirumah . Ini merupakan modal yang sangat luar biasa bagi
penulis untuk membantu keberhasilan program keunggulan lokal ketrampilan
membatik paling tidak siswa tersebut mempunyai pengalaman membatik walaupun
masih dalam tahap melihat kegiatan orang tuanya .
Tahap kedua ( Penentuan Program )
Selanjutnya saya mengadakan rapat sekolah sekaligus sosialisasi program
tersebut dan mendapat sambutan baik dari seluruh warga sekolah . Akhirnya pada
tahun pelajaran 2012/2013 program keunggulan lokal ketrampilan membatik resmi
kami tuangkan dalam kurikulum di SD Negeri 02 Selokaton .
Tahap ketiga ( menentukan Kompetensi )
yang saya lakukan adalah dengan mendatangkan pelatih yang ahli dibidangnya .
Pada kesempatan ini kami mendatangkan pembimbing dari Kampung BATIK Laweyan
Solo untuk memberi bimbingan ketrampilan membatik dari mulai mendesain batik ,
pelilinan/nyanting ,pewarnaan , penguncian
warna sampai pada tahap pelorotan . Pada tahap ini saya juga menugaskan dua
orang guru untuk ikut terlibat didalamnya sehingga pada kegiatan-kegiatan
selanjutnya guru dapat mendampingi siswa dalam praktek membatik sampai
menghasilkan suatu produk . Pada tahap ini kami sebelumnya sudah mengkondisikan
pada siswa akan apresiasinya pada motif-motif batik dengan memasukkan materi
mewarnai motif batik pada kelas bawah yaitu pada kelas I,II, dan III ,
Sedangkan pada kelas atas pengenalannya pada materi menggambar motif batik yang
kami integrasikan pada mata pelajaran seni budaya dan ketrampilan .
Tahap keempat (
action ) adalah pembimbingan pada siswa yang didampingi oleh
tenaga ahli yang kami datangkan dari kampung batik laweyan untuk proses
pelilinan/nyanting, pewarnaan , penguncian waran sampai pada tahap pelorotan
dengan kain selebar sapu tangan .Kegiatan praktek ini kami programkan pada tiap
hari sabtu setelah pembelajaran selesai .
Selanjutnya dari hasil yang dihasilkan pada kegiatan tersebut semua
karya siswa kami bingkai dan dipajang ditiap kelas bahkan pada dinding luar
kelas agar semua siswa menikmati hasilnya dan menghargai hasil karya siswa .
Tahap ketiga (
produk ) kami bersama tenaga pembimbing memilih siswa yang
mempunyai bakat ketrampilan membatik untuk diarahkan pada proses pembuatan
produk yang berbentuk bahan baju , taplak meja , selendang , dan ikat kepala (
iket ) . Pada tahap ini ada sekitar 30 anak yang ketrampilan membatiknya sangat
baik menurut penilaian kami dan tenaga pembmbing . Pada kegiatan ini kami
membuat kelompok dengan satu produk dikerjakan oleh dua siswa dari mulai desain
sampai dengan hasil akhir . Produk yang dihasilkan kami pamerkan diacara
panggung terbuka dengan peragaan busana yang diragakan oleh siswa-siswi SD
Negeri 02 Selokaton di hadapan seluruh siswa-siswi TK/PAUD se- Kecamatan
Gondangrejo yang menjadi undangan dalam kegiatan festival tersebut . Dalam
kegiatan tersebut kami mengadakan lomba keluwesan dan kreasi bagi TK/PAUD
Se-Kecamatan Gondangrejo sekaligus memanfaatkan momen tersebut untuk menampilkan
produk keunggulan lokal yang telah kami laksanakan dan menghasilkan produk . (
Foto-foto kegiatan terlampir )
Dalam kegiatan
tersebut dibuka oleh bapak Sutarno,M.Pd ( Kasi Dikdas ) , Camat kecamatan
gondangrejo yang sekligus memberi piagam penghargaan pada saya atas kreatifitas
dan inovasinya dengan mengangkat ketrampilan membatik sebagai keunggulan lokal
di sekolahnya dan telah menjadi pelopor pelatihan membatik bagi kepala sekolah
se-kecamatan Gondangrejo yang dalam agendanya ketrampilan membatik akan
diberlakukan diseluruh sekolah dasar di Kecamatan Gondangrejo mulai tahun
ajaran baru 2014/2015 . Hal ini disambut sangat positif oleh bapak camat
berkaitan dengan aset daerah khusus gondangrejo dengan adanya tempat wisata
baru yaitu Situs cagar alam purbakala di Gondangrejo yaitu Kloster Dayu (
Kampung Purba ) .
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Alasan Pemilihan Strategi
Setiap daerah memiliki
potensi dan keragaman karya yang dihasilkan sebagai ciri khas daerah tersebut.
Satuan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal merupakan paradigma baru
pendidikan untuk mendorong percepatan pembangunan di daerah berdasarkan potensi
yang dimiliki oleh masyarakat lokal. Keunggulan lokal di sini dapat diartikan
segala potensi dan karya di suatu daerah yang menjadi karakteristik daerah
tersebut. Keunggulan lokal ini juga berarti sumberdaya (resources) alam dan
manusia yang terdapat di suatu daerah. Keunggulan lokal ini merupakan paduan
dari pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan kemampuan untuk menyesuaikan
pendidikan dengan kondisi aktual di setiap daerah. Model sekolah berbasis
keunggulan ini perlu dikembangkan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan.
Tidak hanya SMK saja, tetapi juga sangat mungkin dikembangkan pada sekolah umum
dan madrasah. Sebab pendidikan saat ini perlu diarahkan pada multi skill.
Sehingga lulusan bisa memenuhi kebutuhan pasar. Hal ini bisa dilakukan dengan
cara meningkatkan mata pelajaran keterampilan yang menjadi kebutuhan masyarakat
setempat. Potensi lokal menjadi bahan pertimbangan utama dalam memilih materi
pelajaran berbasis keunggulan lokal ini.
Dengan memperkuat mata
pelajaran keterampilan yang mengarah pada kebutuhan masyarakat ini akan bisa
meningkatkan daya eksistensi sekolah di sebuah daerah. Sebab, minat masyarakat
untuk berpendidikan akan meningkat dan secara otomatis pengakuan masyarakat
terhadap keberadaan pendidikan tersebut akan semakin tinggi. Dengan berbekal
mutli skill maka siswa akan cepat diterima masyarakat, karena keterampilan yang
dimiliki bisa dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, model
pembelajaran sekolah berbasis keunggulan lokal ini harus banyak dilakukan dalam
bentuk praktek dan bekerjasama dengan dunia usaha. Salah satu ukuran
keberhasilan sekolah adalah output lembaga pendidikan yang terampil dan
diterima masyarakat sesuai keahlian yang didapat di lembaga pendidikan. Dengan
demikian, model sekolah berbasis keunggulan lokal menjadi penting untuk
direalisasikan dan dikembangkan pada semua jenis dan jenjang pendidikan. Selain
untuk memenuhi tuntutan masyarakat dalam menyelesaikan masalah hidup juga
meningkatkan daya eksistensi sekolah di daerah.
SD Negeri
02 Selokaton dalam segi akademik sudah cukup bagus , hal ini terbukti telah
berkali-kali mewakili Kecamatan Gondangrejo bahkan Kabupten Karanganyar dalam
ajang LCT dan OSN baik matematika maupun
IPA . Ditahun 2014 siswa kami mewakili Kabupaten Karanganyar pada OSN
Matematika sampai pada tahap II Tingkat Provinsi Jawa Tengah ( rangking 18 ).
Mengapa saya memutuskan ketrampilan membatik menjadi program keunggulan lokal
SD Negeri 02 Selokaton salah satunya adalah memberikan wahana pada siswa yang
mempunyai bakat minat membatik sebagai bekal kecakapan hidup dan menyeimbangkan
prestasi akademik dengan prestasi non akademik . Dan pada tahun 2014 ini
prestasi akademik dan non akademik telah ada keseimbangan . Bahkan dari
kegiatan membatik dan produk yang dihasilkan telah ada karya siswa yang menarik
perhatian beberapa guru dan ingin memilikinya . Saya mengambil unggulan lokal
ketrampilan membatik dengan tujuan :
- Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi siswa yang cakap , kreatif , tanggap akan perkembangan jaman dan kebutuhan lingkungan .
- Mengembangkan ketrampilan pribadi , ketrampilan berfikir , ketrampilan sosial dan ketrampilan akademik .
- Menegakkan lima pilar dalam belajar yaitu ; (a) Belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ,( b) Belajar untuk memahami dan menghayati , ( c) Belajar untuk melaksanakan dan berbuat secara efektif ,( d) Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain , ( e ) Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri , melalui proses pembelajaran yang aktif , kreatif , efektif dan menyenangkan .
- Mendayagunakan potensi alam , sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan .
- Memberi bekal kecakapan hidup atau “ life skill “ agar siswa dapat menghadapi tantangan jaman dan mampu memecahkan masalah atau problem kehidupan .
- Menghasilkan lulusan yang berwawasan kemandirian akan dunia usaha dan dunia industri .
- Menghargai dan mencintai Khasanah budaya Tradisional Indonesia khususnya Batik Tulis
B.
Hasil yang dicapai dari Strategi yang dipilih
Dari kegiatan tersebut didapat manfaat
yang sangat positif terutama di dunia pendidikan diantaranya sebagau berikut :
- Membawa dampak positif terhadap dunia pendidikan terutama gambaran tentang aktualisasi potensi peserta didik .
- Dapat mengangkat potensi daerah yang ada yang berwawasan dunia usaha dan dunia industri .
- Dapat menambah khasanah pengetahuan budaya tradisional Indonesia terutama dunia batik .
- Dapat menanamkan pada diri peserta didik rasa cinta akan kekayaan budaya tradisional Indonesia terutama dunia batik .
- Dapat menjadi bekal dasar pada diri peserta didik untuk aktualisasi potensi diri yang bisa dijadikan modal peningkatan kesejahteraan di masa yang akan datang .
- Menumbuhkan daya inovasi , kreasi, dan motivasi untuk berkarya .
- Dapat sebagai penyumbang Ilmu Pengetahuan di dunia pendidikan khususnya pengembangan kurikulum pendidikan dasar yang berbasis ketrampilan proses .
- Dapat sebagai sumber inspirasi bagi para pelaku pendidikan untuk menciptakan dan menemukan program unggulan baru yang sesuai dengan kebutuhan lingkungan .
- Dapat memberi sumbangan dalam rangka perintisan penanggulangan kenakalan remaja dan pengangguran .
Hal ini
terbukti telah menumbuhkan inspirasi pada saya akan program keunggulan ini bisa
dijadikan keunggulan lokal Kecamatan Gondangrejo dan Gondangrejo menjadi pusat
ketrampilan membatik di sekolah dasar di Kabupten Karanganyar . Langkah ini
telah ditempuh dengan mengadakan pelatihan membatik bagi kepala sekolah dan
guru se-Kecamatan Gondangrejo dilaksanakan pada tanggal 2,3, dan 4 Januari 2014
yang pada kegiatan tersebut dibuak oleh Bapak Sutarno,M.Pd ( Kasi Dikdas ) dan
ditutup oleh Bapak Slamet Wiyadi ,BA,S.IP,M.Pd ( Kabid Dikdas ) . Dan kegiatan
ini disambut dengan sangat positif sekali oelh bapak camat Gondangrejo bahkan
dalam sambutannya disampaikan rasa terima kasihnya atas ide kreatif ini yang
sangat positif mengangkat potensi daerah yang memang dalam tahap ini sangat
perlu digali dan diaktualisasi . Dengan harapan besar terhadap produk asli
daerah ini dapat mengangkat Gondangrejo terhadap kunjungan wisata Purbakala di
Kloster Dayu dengan membawa oleh-oleh batik asli dari Gondangrejo .
C.
Kendala Kendala yang dihadapi
Diketahui bersama,
pendidikan sangat erat kaitannya dengan transformasi sosial. Sebab pendidikan
juga bagian dari sistem sosial. Relevansi antara dunia pendidikan dengan dunia
riil menjadi kebutuhan mendesak untuk direalisasikan. Inovasi pendidikan telah
dilakukan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat yang peduli terhadap
pendidikan. Inovasi ini tidak hanya tataran konseptual strategik tetapi juga
terjadi proses inovasi pada tataran praktis. Mulai dari kurikulum, pola manajemen,
pembelajaran, hingga promosi lulusan lembaga pendidikan pada setiap jenjang.
Perbaikan pada sistem pendidikan selama ini, masih perlu pengembangan yang
lebih komprehensif. Sehingga pendidikan dapat menyentuh dan sinergi dengan
dinamika sosial yang berlangsung. Fenomena yang terjadi, antara dunia
pendidikan dan perkembangan masyarakat tidak relevan. Kebutuhan masyarakat
belum bisa diwujudkan sepenuhnya oleh lembaga pendidikan. Di antara indikator
masalah ini adalah, lulusan Lembaga Pendidikan belum siap pakai karena hanya
menguasai teori, dan miskin keterampilan. Selain itu juga disebabkan materi
pendidikan tidak sesuai potensi daerah dimana siswa bertempat tinggal. Materi
pelajaran dan konteks kehidupan siswa pun tidak ada kesesuaian. Sehingga transformasi
pendidikan dalam kehidupan siswa mengalami bias tujuan (utopis). Untuk itu,
sekolah berkeunggulan lokal dibutuhkan sebagai alternatif menutup kesenjangan
tesebut.
Dalam pelaksanaan program tentunya
akan ditemui kendala-kendala yang mungkin tidak terfikirkan sebelumnya .
Kendala-kendala yang kami alami dalam pelaksanaan program ini adalah sebagai
berikut :
- Kecukupan akan sarana dan prasarana membatik.
- Pendanaan pada setiap kegiatan karena pada tahap pelilinan dan pewarnaan kami masih mendatangkan pembimbing khusus.
- Jadwal kegiatan yang sering sekali berbenturan dengan kegiatan dinas lainnya .
- Jaringan pemasaran yang perlu kami mencari solusinya terhadap produk yang dihasilkan sehingga hasil karya siswa tidak hanya disimpan di sekolah
- Kami memerlukan dukungan dari para pemerhati pendidikan khususnya stake Holder .
- Kekonsistenan para tenaga pendidik dalam tugas yang mengarah pada hasil prestasi akademik dan non akademik yang selalu menjadi target di sekolah kami .
D.
Faktor-faktor Pendukung
Pengembangan bidang pendidikan telah menjadi hal
penting dalam rancangan pembangunan nasional. Bahwa, keberhasilan pendidikan
akan berpengaruh terhadap peningkatan sektor lain secara simultan. Untuk itu,
dalam pengembangan ini, sekolah perlu melakukan kajian dengan melibatkan semua
stakeholder pendidikan untuk merumuskan bersama tentang keunggulan lokal yang akan
dimasukkan dalam pendidikan berbasis potensi daerah. Sehingga keunggulan lokal
terintegrasi dalam materi belajar yang disusun sesuai jenjang pendidikan siswa.
Bahkan jika memungkinkan materi keunggulan lokal menjadi integral dengan
kurikulum nasional berciri khas lokal.
Model penyelenggaraan pendidikan yang mempertimbangkan
keuntungan geografis dan demografis inilah yang bisa mewujudkan pendidikan
nyata. Yaitu pendidikan yang dikelola sesuai kebutuhan lokal masyarakat.
Penyesuaian materi dengan kebutuhan lokal dipadukan dalam praktek pendidikan.
Sebab, tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang
sesuai dengan perkembangan masyarakat sosial. Model pendidikan inilah yang
diharapkan bisa mengakomodir segala kebutuhan masyarakat. Pendidikan model ini
berangkat dari analisis potensi lokal pada setiap daerah yang karakteristiknya
berbeda.
Dalam pelaksanaan program keunggulan
lokal ini ada beberapa faktor pendukung yang saya bagi menjadi 2 yaitu :
- Faktor Intren ; yaitu faktor pendukung dari seluruh warga sekolah yang meliputi kepala sekolah , guru , komite sekolah , orang tua / wali , siswa , dan lingkungan sekolah .
- Faktor ekstern ; yaitu faktor dari luar sekolah yang berupa kebutuhan daerah dan karakteristik pasar tenaga kerja , indikator capaian keberhasilan pengembangan di sekolah , dukungan kebijakan untuk mendorong berkembangnya sekolah berbasis keunggulan lokal .
E.
Alternatif Pengembangan
Pelaksanaan suatu program yang telah
berjalan dan telah menghasilkan suatu produk baik berupa kompetensi maupum
hasil karya lama-lama pasti akan menjemukan juga bila tidak disertai dengan
program pengembangan . Maka alternatif pengembangan program keunggulan lokal di
SD Negeri 02 Selokaton adalah sebagai berikut :
- Kemandirian siswa dalam praktek membatik tanpa harus selalu didampingi oleh tenaga ahli tetapi cukup dari tenaga guru yang ada .
- Lomba membatik pada kegiatan jeda semester untuk memotivasi kreatifitas dan inovasi siswa dalam menuangkan ide dalam karya batik .
- Pengembangan pewarnaan batik dengan bahan alami .
- Mengadakan kunjungan industri untuk menambah wawasan dan motivasi guru dan siswa untuk pengembangan di sekolah dan kegiatan ini sudah kami laksanakan dengan berkunjung ke Kampung Batik Laweyan Surakarta .
- Mewakili kabupaten karanganyar dalam festival seni siswa nasional dalam cabang batik yang saat selama 3 tahun berturut-turut dipegang oleh siswa SDN 01 Kragan yang juga hasil rintisan saya selama saya mengampu disana yang saat ini telah menjadi Rintisan Sekolah Berbasis Keunggulan Lokal ( RSMBKL ) binaan LPMP Jawa Tengan .
- Mengadakan even pameran dan basar produk karya siswa .
- Menjalin kerja sama dengan dunia usaha dan industri yang arahnya pada pemasaran hasil karya siswa .
BAB III
KESIMPULAN
DAN REKOMENDASI OPERASIONAL
A. Rumusan Simpulan .
Dalam merintis sekolah berbasis
keunggulan lokal diperlukan beberapa langkah-langkah sebagai berikut :
1. Analisis potensi
daerah dan potensi sekolah,
2. Penentuan Program Berbasis Keunggulan Lokal ( PBKL )
3. Penentuan kompetensi yang diharapkan dicapai
peserta didik, dan
4.
Pengintegrasian substansi PBKL ke dalam SK/KD mata pelajaran beserta
indikator yang dikembangkan.
Secara
khusus Program Berbasis Keunggulan
Lokal ( PBKL )
di SD, bertujuan agar peserta didik :
1.
mengenal dan menjadi lebih akrab dengan
lingkungan alam, sosial, dan budaya daerah dimana siswa berada;
2.
memiliki bekal pengetahuan dan
keterampilan mengenai lingkungan daerah
yang berguna bagi
dirinya, masyarakat dan negara;
3.
memiliki wawasan tentang potensi
keunggulan lokal (daerah)
4.
memiliki sikap dan perilaku (karakter)
yang selaras dengan nilai-Nilai
/aturan yang berlaku di daerah,
serta melestarikan danmengembangkan nilai-nilai luhur budaya daerah dalam rangka
menunjang pembangunan nasional;
5.
berpartisipasi dalam pembangunan
masyarakat dan pemerintah daerah.
Dalam menganalisis potensi
eksternal dan internal, sekolah perlu membentuk tim . Untuk efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan PBKL, dalam menentukan program dan kompetensi PBKL, antara mata
pelajaran satu dengan lainnya harus saling mengaitkan. Dengan demikian, satu
program PBKL dapat dilaksanakan oleh dua atau lebih mata pelajaran yang KD-nya
dapat dikaitkan. Dengan demikian, ketika melaksanakan pembelajaran PBKL
nantinya sekolah dapat melaksanakan pembelajaran proyek di luar sekolah dengan
waktu yang lebih panjang karena menggunakan gabungan jam pembelajaran beberapa
mata pelajaran. Dengan melakukan
analisis yang cermat dan teliti, menentukan program PBKL yang sesuai, dan
menyiapkan segala perangkat pembelajaran PBKL, diharapkan sekolah akan dapat
menyelenggarakan pembelajaran PBKL dengan mudah dan memperoleh hasil
sebagaimana yang diharapkan.
B. Rekomendasi
Operasional .
1. Rekomendasi untuk
kedinasan, sekolah berbasis keunggulan lokal ini bisa diterapkan pada setiap
sekolah dengan didahului langkah-langkah seperti pada kesimpulan di atas dengan
dukungan dari dinas.
2. Rekomendasi terhadap
lembaga pendidikan, masing-masing sekolah dapat mengangkap potensi daerah yang
menjadi keunggulan lokal sehingga tiap sekolah mempunyai keunikan tersendiri.
Dalam kegiatan ini dapat memacu kreatifitas dan mengangkat potensi
daerah yang ada yang berwawasan dunia usaha dan dunia industri.
3. Rekomendasi terhadap
komite, sekolah dapat menjalin hubungan baik terhadap lingkungan sekitar dan menanamkan
pada diri peserta didik rasa cinta akan kekayaan budaya tradisional Indonesia
terutama dunia batik .
4. Masyarakat, dapat menambah khasanah pengetahuan budaya
tradisional Indonesia terutama dunia batik memberi sumbangan dalam rangka perintisan
penanggulangan kenakalan remaja dan pengangguran .
DAFTAR PUSTAKA
Buchari Alma.2006,Kewirausahaan untuk mahasiswa dan
umum: Menumbuhkan Jiwa Wirausaha bagi Mahasiswa dan Masyarakat Indonesia.
Bandung : CV Alfabeta
Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas. 2010. Pengembangan
Pendidikan Kewirausahaan; Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi
Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan
Karakter Bangsa. Jakarta.
Tim Dosen Administrasi
pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2008. Manajemen Pendidikan.
Bandung : Penertbit Alfabeta.
Zimmerer,Thomas W, Norman
Scarborough.1996.Entrepreneurship The New Venture Formation. Prince-Hall
International,Inc.
LAMPIRAN KEGIATAN KEUNGGULAN LOKAL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar