SEMBAKO Kurikulum 2013
SEMBAKO sekilas kita akan teringat
pada sembilan bahan pokok yang menjadi
kebutuhan manusia seharai-hari . Bila kebutuhan sembilan bahan pokok tersebut
terpenuhi maka akan terpenuhi juga kebutuhan hidup kita . Dengan tercukupinya
kebutuhan hidup kita maka apa yang kita rencanakan dan kita cita-citakan akan
mempunyai prosentase besar untuk tercapai . Pada kurikulum 2013 ini demi
keberhasilan implementasi diperlukan
suatu langkah-langkah yang tepat yang dimulai dari penyiapan tenaga fasilitator
baik dari tingkat pusat sampai di tingkat daerah serta kebutuhan-kebutuhan
lainnya yang tentunya akan dapat
mendukung keberhasilan .Kebutuhan dan langkah-langkah
tersebut peneliti rangkum dalam sebutan SEMBAKO Kurikulum 2013 yang antara lain
adalah :
S :
Sistem Pelatihan
E :
Efektifitas Pelatihan
M :
Mindset Kurikulum 2013
B :
Berbasis Kompetensi
A : Analisi Kebutuhan
K : Koordinasi Lapangan dan Pendampingan
O : Orientasi Authentic Assessment
1. Sistem Pelatihan .
Sistem
Pengertian
sistem dalah seperangkat elemen yang
membentuk kumpulan atau prosedur-prosedur atau bagan-bagan pengolahan yang
mencari suatu tujuan bagian atau tujuan bersama dengan mengoperasikan data
dan/atau barang pada waktu rujukan tertentu untuk menghasilkan informasi
dan/atau energi dan/atau barang. Ada beberapa
elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu : tujuan, masukan, proses,
keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan.
Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem :
a. Tujuan; Setiap sistem
memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah
yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi
tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan
sistem yang lain berbeda.
b. Masukan ; Masukan
(input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya
menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak
secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah
bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya
permintaan jasa pelanggan).
c. Proses; Proses
merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan
menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai, misalnya berupa informasi dan
produk, tetapi juga bisa berupa
hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah.
Pada pabrik kimia, proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses
dapat berupa aktivitas pembedahan pasien.
d. Keluaran; Keluaran (output) merupakan
hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu
informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.
e. Batas; Yang disebut batas (boundary)
sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan).
Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem.
Sebagai contoh, tim sepakbola mempunyai aturan permainan dan keterbatasan kemampuan
pemain. Pertumbuhan sebuah toko kelontong dipengaruhi oleh pembelian pelanggan,
gerakan pesaing dan keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah sistem
dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem.
Sebagai contoh, dengan menjual saham ke publik, sebuah perusahaan dapat
mengurangi keterbasatan dana.
f. Mekanisme Pengendalian dan
Umpan Balik; Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan
menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini
digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah
untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.
g. Lingkungan; Lingkungan adalah segala
sesuatu yang berada di luar sistem. Lingkungan bisa berpengaruh terhadap
operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri.
Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya
tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan
tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup
sistem.
Pelatihan
Pengertian pelatihan berbagai usaha pengenalan untuk mengembangkan
kinerja tenaga kerja pada pekerjaan yang dipikulnya atau juga sesuatu berkaitan
dengan pekerjaannya. Hal ini biasanya berarti melakukan perubahan perilaku,
sikap, keahlian, dan pengetahuan yang khusus atau spesifik. Dan agar pelatihan
menjadi efektif maka di dalam pelatihan harus mencakup suatu
pembelajaraan atas pengalaman-pengalaman, pelatihan harus menjadi kegiatan keorganisasian
yang direncanakan dan dirancang didalam menanggapi kebutuhan-kebutuhan yang
teridentifikasi. Pelatihan dapat disimpulkan berbagai usaha pengenalan
untuk mengembangkan kinerja tenaga kerja pada pekerjaan yang dipikulnya atau
juga sesuatu berkaitan dengan pekerjaannya. Hal ini biasanya berarti melakukan
perubahan perilaku, sikap, keahlian, dan pengetahuan yang khusus atau spesifik.
Dan agar pelatihan menjadi efektif maka di dalam pelatihan harus mencakup suatu
pembelajaraan atas pengalaman-pengalaman, pelatihan harus menjadi kegiatan
keorganisasian yang direncanakan dan dirancang didalam menanggapi
kebutuhan-kebutuhan yang teridentifikasi.
Dalam rangka
sosialisasi kurikulum 2013 satu hal yang sangat penting dan bisa dikatakan
penentu keberhasilan sosialisasi adalah pelatihan yang dimulai dari penyiapan
Intruktur Nasional . Sistem perekrutan Instruktur Nasional harus diawali dengan
seleksi secara mendalam akan kompetensi calon Instruktur secara komprehensif
bukan dengan cara tunjukan . Dengan demikian akan didapat calon Instruktur
Nasional yang benar-benar mumpuni baik dari segi afektif , kognitif , maupun
segi Psikomotornya . Hal ini seiring dengan kandungan yang ada di dalam
kurikulum 2013 , sehingga kemampuan para Instruktur Nasional benar-benar bisa
diandalkan . Sedangkan yang telah berjalan pelatihan para Instruktur Nasional
pada tahap pertama lebih pada sistem penunjukan saja sehingga saat diterjunkan
di lapangan banyak sekali kendala dalam penyampaian materi baik dari segi
penguasaan materi sampai pada penguasaan IT . Dampaknya adalah terhadap para
peserta sosialisasi yang selesai sosialisasi bukan mendapat gambaran yang jelas
akan kurikulum 2013 tetapi di dalam kepalanya justru timbul berbagai pertanyaan
dan bebat berat yang nantinya akan dihadapinya . Agar tidak terjadi yang
demikian indikator ketercapaian tujuan yang harus dikuasai nara sumber
diantaranya adalah : Memahami isi modul sesuai
bidang yang ditugaskan.
a. Melaksanakan pelatihan sesuai dengan modul dan mematuhi urutan dalam skenario pelatihan yang telah disusun.
b. Memberikan contoh panutan bagi peserta, baik dalam hal disiplin, berperilaku, cara memberikan pertanyaan, cara memberikan umpan balik, memberikan motivasi, maupun penguasaan
materi pelatihan.
c. Memanggil nama peserta
untuk mengurangi ketegangan.
d. Mengurangi penjelasan definisi, menjawab pertanyaan, dan memberikan konfirmasi, tetapi
wajib melibatkan peserta secara
aktif dalam mencari, menggali
data, menganalisis alternatif temuan, memecahkan
masalah, mengambil
keputusan atau simpulan.
e. Memotivasi peserta untuk mengambil kesimpulan sendiri, menanyakan argumentasinya mengapa peserta
mengambil simpulan itu, menguatkan dan menekankan simpulan itu.
f. Memberikan kesempatan yang sama kepada semua peserta
baik laki-laki maupun perempuanyang memiliki keterbatasan berbicara, yang minoritas, yang pendiam, yang tua,
dan sebagainya.
g. Mengaktifkan peserta untuk menjawab
pertanyaan peserta lain.
h. Menghindari hal-hal berikut
ini.
1)
Menjawab pertanyaan yang tidak dipahami
maksudnya.
2)
Menjawab pertanyaan yang tidak diketahui jawabnya.
3)
Menjawab pertanyaan yang tidak perlu dijawab
4)
Terpancing dalam perdebatan dengan peserta yang dapat
mengakibatkan habiskan waktu
.
5)
Berperan sebagai orang yang serba
tahu
i.
Mengajukan pertanyaan yang dapat dijawab peserta sesering mungkin (jangan pertanyaan yang
sulit dijawab atau terlalu mudah dijawab peserta). ( bersambung ...)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar