Selasa, 17 Januari 2012

Best Prastice SD Negeri 01 Kragan

Best Prastice SD Negeri 01 Kragan

BAB  I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang .

Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif atau pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Namun dalam sejarah perkembangannya batik mengalami perkembangan, yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini..
Jenis dan corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam. Khasanah budaya Bangsa Indonesia yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik tradisioanal dengan ciri kekhususannya sendiri..
Kemajuan tehnologi dan informasi yang begitu pesat menuntut kita sebagai pendidik untuk berusaha memberi bekal lulusan yang tidak hanya cukup kompeten tetapi diharapkan menghasilkan lulusan yang handal dan unggul dalam life skill .Untuk itu setiap lembaga sekolah diwajibkan membuat suatu program keunggulan lokal yang pada penerapannya ilmunya dapat membentuk kompetensi kecakapan dan kemandirian kerja . Dengan tetap berpedoman pada prinsip penghembangan kurikulum terutama pada poin keempat yaitu Relevan dengan Kebutuhan Hidup , maka pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan ( Stakeholders ) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan ,termasuk didalamnya kehidupan kemasyarakatan , dunia usaha dan dunia kerja . Oleh karena itu , pengembangan ketrampilan pribadi , ketrampilan berfikir , ketrampilan sosial , ketrampilan akademik , dan ketrampilan vokasional merupakan keniscayaan . 
                Kondisi lingkungan desa Kragan  sekitar pada tahun 1980an yang hampir 80% warga terutama wanita mempunyai kegiatan produksi Batik Tulis , sekarang ini mulai ditinggalkan para pengrajin Batik Tulis dikarenakan perkembangan produksi batik yang semakin modern dan dapat menghasilkan produk dalam jumlah besar . Sedikti demi sedikit jumlah para pengrajin Batik Tulis di Desa Kragan mulai berkurang bahkan untuk saat ini tinggal beberapa pengrajin yang masih aktif membatik .
                Berangkat dari kenyataan yang ada tersebut kami warga sekolah SD Negeri 01 Kragan Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar termotivasi untuk mengangkat kembali ketrampilan membatik ini untuk dijadikan sebagai Progran Unggulan pada kurikulum sekolah kami . Program yang merupakan rintisan ini telah mendapat persetujuan dari seluruh warga sekolah dan komite sekolah untuk mulai dijalankan pada tahun pelajaran 2011 / 2012 .

B. Landasan  Hukum  .
                Program keunggulan lokal ini kami susun berdasarkan :
  1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indinesia Nomor 4301 )
  2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor  41 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia  Nomor  4496 0
  3. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah .
  4. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah .
  5. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Mendiknas Nomor 22 dan 23 .


C. Tujuan
Dengan memperhatikan uraian dari latarbelakang di atas maka program ini Merupakan salah satu pengembangan kurikulum SD Negeri 01 Kragan yang bertujuan ;
  1. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi siswa yang cakap , kreatif , tanggap akan perkembangan jaman dan kebutuhan lingkungan .
  2. Mengembangkan ketrampilan pribadi , ketrampilan berfikir , ketrampilan sosial dan ketrampilan akademik .
  3. Menegakkan lima pilar dalam belajar yaitu ; (a) Belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ,( b) Belajar untuk memahami dan menghayati , ( c) Belajar untuk melaksanakan dan berbuat secara efektif ,( d) Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain , ( e ) Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri , melalui proses pembelajaran yang aktif , kreatif , efektif dan menyenangkan .
  4. Mendayagunakan potensi alam , sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan .
  5. Memberi bekal kecakapan hidup atau “ life skill “ agar siswa dapat menghadapi tantangan jaman dan mampu memecahkan masalah atau problem kehidupan .
  6. Menghasilkan lulusan yang berwawasan kemandirian akan dunia usaha dan dunia industri .
  7. Menghargai dan mencintai Khasanah budaya Tradisional Indonesia khususnya Batik Tulis .

D. Sasaran
                Dari tujuan yang telah tersusun di atas , maka sasaran dari program unggulan SD Negeri 01 Kragan adalah sebagai berikut :
  1. Seluruh siswa SD Negeri 01 Kragan memperoleh bekal yang sesuai dengan harapan semua pihak terutama para pemangku kepentingan .
  2. Seluruh tenaga pendidik dan kependidikan SD Negeri 01 Kragan .
  3. Komite sekolah beserta anggotanya
  4. Orangtua peserta didik  / wali serta warga masyarakat sekitar lingkungan sekolah .
  5. Stakehollder atau para pemakai lulusan .

E. Manfaat
Manfaat dari program unggulan SD Negeri 01 Kragan  ini diharapan ;
  1. Membawa dampak positif terhadap dunia pendidikan terutama gambaran tentang aktualisasi potensi peserta didik .
  2. Dapat mengangkat potensi daerah yang ada yang berwawasan dunia usaha dan dunia industri .
  3. Dapat menambah khasanah pengetahuan budaya tradisional Indonesia terutama dunia batik .
  4. Dapat menanamkan pada diri peserta didik rasa cinta akan kekayaan budaya tradisional Indonesia terutama dunia batik .
  5. Dapat menjadi bekal dasar pada diri peserta didik untuk aktualisasi potensi diri yang bisa dijadikan modal peningkatan kesejahteraan di masa yang akan datang .
  6. Menumbuhkan daya inovasi , kreasi,  dan motivasi untuk berkarya .
  7. Dapat sebagai penyumbang Ilmu Pengetahuan di dunia pendidikan khususnya pengembangan kurikulum pendidikan dasar yang berbasis ketrampilan proses .
  8. Dapat sebagai sumber inspirasi bagi para pelaku pendidikan untuk menciptakan dan menemukan program unggulan baru yang sesuai dengan kebutuhan lingkungan .
  9. Dapat memberi sumbangan dalam rangka perintisan penanggulangan kenakalan remaja dan pengangguran .



BAB   II
BEST PRACTICE SD NEGERI 01 KRAGAN

A. Pendidikan Kecakapan Hidup
                 Kecakapan hidup atau “Life Skill” merupakan keterampilan    yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi, mau dan mampu memecahkan problem kehidupan. Kecakapan ini lebih luas dibanding keterampilan kerja (vocational) karena mencakup kecakapan hidup keseharian yang tidak hanya terkait langsung dengan suatu pekerjaan tertentu. Hal ini sejalan dengan prinsip pengembangan dan pelaksanaan kurikulum seperti yang tertuang dalam Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum (Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006).
                Diuraikan dalam Kerangka Dasar Kurikulum bahwa salah satu prinsip pengembangan kurikulum adalah: Relevan dengan kebutuhan kehidupan (poin d). Hal ini berarti, pengembangan kurikulum harus menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan bermasyarakat, dunia usaha dan dunia kerja, atau bagi peserta didik/siswa bisa kehidupan dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lain sebagainya. Pada dasarnya, pendidikan berorientasi pada kecakapan hidup (life skill) sangat dibutuhkan untuk mempersiapkan peserta didik dengan bekal kecakapan hidup, baik untuk mengurus dan mengendalikan dirinya sendiri, untuk berinteraksi di lingkungan sekolah dan masyarakat maupun kecakapan untuk bekerja.
Kecakapan hidup terbagi menjadi 4 (empat) jenis, yaitu:
1.Kecakapan personal  (personal skill), terdiri dari:
                a. Self Awareness, diantaranya meliputi:
-  Penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, dan sebagai
   anggota masyarakat/warga negara
-  Menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimiliki
-  Menggunakan kelebihan dan kekurangan untuk meningkatkan diri serta
    lingkungannya.
                            b. Thinking Skill (kecakapan berpikir rasional), diantaranya yaitu:
- Menggali dan menemukan informasi (information searching)
- Mengolah informasi dan mengambil keputusan (information processing
 and decision making)
-          Memecahkan masalah secara kreatif (creative problem solving)
2.       Kecakapan sosial / kecakapan antar personal (social skill/inter-personal skill), diantaranya meliputi:
-          Kecakapan berkomunikasi dengan empati, penuh pengertian, dua arah, serta menumbuhkan hubungan harmonis (communication skill )
-          Kecakapan bekerjasama (collaboration skill)
3.       Kecakapan Akademik/kemampuan berpikir ilmiah (academic skill), diantaranya meliputi:
-          Kecakapan mengidentifikasi variabel dan menjelaskan hubungan antara variabel tersebut
-          Kecakapan merumuskan hipotesis
-          Kecakapan merancang dan melaksanakan penelitian
4.       Kecakapan vokasional/kecakapan kejuruan (vocational skill), adalah:
Kecakapan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat.


Bagan Pembagian Jenis Kecakapan Hidup:


B. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
                Pendidikan berbasis keunggulan lokal sekolah SD Negeri 01 Kragan  merintis dan mengangkat  potensi daerah yang telah mulai ditinggalkan masyarakat sekitar yaitu tentang BATIK TULIS .Kegiatan ini telah kami bicarakan dengan Komite Sekolah dan dewan guru dan sepakat untuk diadakan perintisan . Kegiatan ini akan kami adakan penambahan jam diluar jam pelajaran regular. Kegiatan tersebut kami programkan pada kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan seminggu dua kali pada jam 15 .00 – 17 .00 Wib dan harinya akan kami sesuaikan dengan situasi dan kondisi  , karena berkaitan dengan nara sumber yang akan membimbingnya .


C. Pelaksanaan Kegiatan dan Hasil
                Kegiatan ini sebagai program pengembangan diri yang dilaksanakan pada sore hari diluar jadwal reguler harian seminggu dua kali  . Untuk tahap menggambar desain di implementasikan pada mata pelajaran Seni Budaya dan Ketrampilan pada jam  reguler  bersama guru pembimbing dibantu guru kelas . Sedangkan pada tahap praktek melukis dikain batik dengan malam  ( nyorek ) dilakukan pada jadwal sore hari . Kegiatan ini  wajib dikikuti bagi siswa kelas IV , V , dan VI  . Pengadaan sarana dan prasarana pendukung kegiatan ini adalah dari dana BOS dan parstisipasi semua guru dan warga dalam bentuk bimbingan praktek membatik . Tahap-tahap produksi batik adalah sebagai berikut :


  1. Langkah awal  .
Diawali dengan pengenalan tentang batik dan peralatan yang dibutuhkan dalam membuat batik tulis
Berikut peralatan pada batik tulis .

1.       CANTING .
A . Canthing cecek .             B. Canthing Pola           C. Canthing carat  .       D. Canting oser    




1.           Kompor  Batik                                                                2. . Wajan batik



2.       Gawangan










3.       Malam




  1. Membuat desain batik pada buku gambar dengan corak yang sederhana dan peserta didik praktek membuatnya . Sebelum praktek langsung membuat desain pada kain diawali dengan menjiplak gambar yang telah dibuat siswa pada kain .
Contoh desain / gambar yang ditiru oleh peserta didik :
Pembimbing Desain Batik Sedang Menunjukkan Gambar Desainnya
Siswa menggambar desain Batik Kekain yang akan dibatik


  1. Latihan membuat desain pada kain langsung dengan corak yang dicontohkan oleh pembimbing .
Kegiatan peserta didik dalam mendesain / menggambar langsung pada kain .
Memindahkan desain batik dari kertas kekain
Pengerjakan dengan sistem kelompok


  1. Belajar memasak malam dan dilanjutkan cara menggunakan alat lukis ( canting ) dengan berbagai model corekkan sesuai dengan fungsi masing-masing alat lukis ( canting ) . Kegiatan peserta didik dalam proses nyorek / melukis batik dengan malam pada desain yang telah dibuat .
Ibu Sapari Pembimbing Nyorek sedang memberi contoh Proses Pencorekan
Siswa Praktek nyorek ke kain dengan bimbingan pembimbing
Siswa Putra juga ikut karena ini program wajib tuk kelas IV , V , dan VI


  1. pekerjaan peserta didik dari nyorek .
Siswa Melanjutkan sendiri pekerjaan kelompok dengan pengawasan pembimbing
  1. Proses pencucian / pelorotan
Proses ini dilakukan setelah semua desain / gambar yang harus ditutup dengan malam selesai . Pada tahap ini dilakukan juga pewarnaan untuk satu warna yang dinakan dengan babar . Bila menginginkan dalam satu kain terdiri dari berbagai warna maka proses akan dimulai lagi dari nyorek . Jadi bila menginginkan ada 3 warna dalam satu kain maka dilakukan juga 3 tahap pencorekan dan pencucian/ pembabaran dan pewarnaan . 
  1. Para petugas kegiatan .

Pembimbing desian batik : Ibu Sri Darwanti dan Ibu Ely Setyawati
Petugas Bagian Logistik : Bapak Sriyatno , S.pd ; Ibu Siti Maryam ; dan Ibu Siti Markamah .
Tenaga yang kami siapkan untuk peoses pencucian / babar :
Bpk Suparno,S.Pd ; Bpk Sutarman ; Bpk Sarijo ; dan Bpk Nasran
Tenaga Ahli Perbatikkan / Pembimbing Batik : Bpk Sapari dan istrinya
Kepala Bagian Promosi dan Pemasaran he ..he .. he ...............
SIAPA YANG MAU PESAAAN........ ? , KAMI SIAAAP ........DAN DIJAMIN PUAASSS .......!

  1. Serba – serbi Kegiatan .
Saking antusiasnya membatik dan dak sabar nunggu anak-anak pada nyoba batik dikertas tuh.... ?! Yang rukun yaa..... dan sabaaarrrr  semua kebagian kook .
Ya aaampuuunnn  masak dasi pramuka di batik sih dik ... ?
Serius buanget ya .. ? Baguuus ... terus berkarya ya ... !
PASUKAN PENGGERAK KEGIATAN SIAP SUKSESKAN PROGRAM UNGGULAN BATIK TULIS .
AYOOO .... TERUS MAJUUU .......!

BAB  III
PENUTUP


A.Kesimpulan

                Jika melihat dari sejarah batik Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing. Dalam perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dari program unggulan sekolah kami terutama  menghasilkan lulusan yang berwawasan kemandirian akan dunia usaha dan dunia industri dapat tercapai . Kegiatan awal yang telah kami laksanakan semakin memotivasi kami bahwa program ini dapat berjalan dengan baik atas dukungan dari semua pihak yang berkepentingan . Melihat begitu antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan ini menjadi kekuatan bagi kami untuk lebih meningkatkan pelayanan dalam program ini . Rasa kebersamaan dan kekeluargaan merupakan kekuatan yang tiada tandingnya dalam  rangka mencapai tujuan bersama .

B. Saran

                Dalam pelaksanaan program ini memang banyak sekali tantangan dan hambatan yang kami hadapi , baik tantangan internal maupun external yang secara tidak langsung dapat berpengaruh terhadap kelancaran dan kesuksesan pelaksaan program ini . Semangat dan komitmen yang satu dari seluruh warga sekolah menjadi kekuatan bagi kami untuk menghadapi tantangan  dan memanfaatkan peluang yang ada . Kami menyadari bahwa setiap bentuk kebijakan tidak selalu berjalan mulus , melainkan pasti akan ada tantangan dan hambatan yang akan ditemui . Tapi dari semua itu merupakan justru menambah rasa kebersamaam kami dalam usaha mewujudkan kegiatan ini agar berjalan dengan baik sesuai dengah tujuan yang akan dicapai .
                Dalam pelaksanaan program ini kami sangat membutuhkan dukungan dari semua pihak baik dari segi materiael maupun spirituel  . Semangat ,  etos kerja dan rasa cinta serta pengabdian terhadap profesi merupakan pondasi yang kuat untuk maju . Sekolah sebagai pusat kebudayaan maka setiap tenaga pendidik mempunyai tugas mengembangkan empat aspek kegiatan yaitu pengambangan logika , etika , estetika , dan praktika .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar