Selasa, 17 Januari 2012

Strategi Pengembangan Kurikulum


Strategi Pengembangan Kurikulum

II . PEMBAHASAN .
2.1.Kajian Teori
Secara gramatikal prinsip bararti asas, dasar, keyakinan, dan pendirian. Dari pengertian di atas tersirat makna bahwa kata prinsip itu menunjukan pada suatu hal yang sangat penting, mendasar, harus diperhatikan, memiliki sifat mengatur dan mengarahkan, serta sesuatu yang biasanya selalu ada atau terjadi pada situasi dan kondisi yang serupa. Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun individual yang dijadikan oleh seseorang/ kelompok sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak. Sebuah prinsip merupakan roh dari sebuah perkembangan ataupun perubahan, dan merupakan akumulasi dari pengalaman ataupun pemaknaan oleh sebuah obyek atau subyek tertentu. Dari pengertian di atas, terlihat jelas bahwa prinsip memiliki fungsi yang sangat penting dalam kaitannya dengan keberadaan sesuatu. Jadi, dengan mengenali dan memperhatikan prinsip maka akan bisa menjadikan sesuatu itu lebih efektif dan efisien. Prinsip juga mencerminkan tentang hakikat yang dikandung oleh sesuatu, mungkin produk atau proses, dan bersifat memberikan rambu-rambu aturan main yang jelas, yang harus diikuti untuk mencapai tujuan yang benar.
Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan dalam suatu pengembangan kurikulum.Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum menunjuk pada pengertian tentang berbagai hal yang harus dijadikan sebagai patokan dalam menentukan berbagai hal yang terkait dengan pengembangan kurikulum , terutama dalam fase perencanaan kurikulum yang pada dasarnya prinsip-prinsip tersebut merupakan ciri dan hakekat kurikulum itu sendiri . Esensi dari pengembangan kurikulum adalah proses identifikasi , analisis , sintesis , evaluasi , pengambilan keputusan dan kreasi elemen-elemen kurikulum . Suatu pengembangan kurikulum itu agar bisa berjalan secara efektif dan efisien , maka para pengembang harus memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum .
2.2. Macam-Macam Sumber Prinsip Pengembangan Kurikulum
Sumber prinsip yaitu dari mana asal muasal terlahirnya suatu prinsip. Setidaknya ada empat sumber prinsip pengembangan kurikulum , yaitu sebagai berikut :
1)      Data Empiris
Data empiris merujuk pada pengalaman terdokumentasi dan terbukti efektif.
2)      Data Eksperimen
Data eksperimen merujuk pada temuan-temuan hasil penelitian. Data hasil temuan merupakan data yang dipandang valid dan reliabel, sehingga tingkat kebenarannya meyakinkan untuk dijadikan prinsip dalam pengembangan kurikulum.
3)      Cerita atau Legenda yang Hidup Di Masyarakat Selain dari data-data lainnya,
Banyak data hasil penelitian (hard data)sifatnya sangat terbatas, disamping itu banyak data-data lain yang diperoleh bukan dari hasil peelitian yang digunakan juga terbukti untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan yang komplek diantaranya yaitu adat istiadat yang hidup di masyarakat (folklore of curriculum).
4)      Akal Sehat (Common of Sense)
Selain dari itu, data yang di peroleh dari penelitian sendiri digunakan setelah melalui proses pertimbangan dan penilaian akal sehat terlebih dahulu .
2.3. Tipe-tipe Prinsip Pengembangan Kurikulum
Tipe-tipe prinsip pengembangan kurikulum yaitu tingkat validitas dan reliabilitas prinsip yang digunakan. Hal ini ada kaitannya dengan sumber dari prinsip pengembangan kurikulum itu sendiri. Ada fakta, data, konsep, dan prinsip tingkat kepercayaannya tidak diragukan lagi karena sudah terbukti melalui uji riset yang berulang-ulang, ada juga data yang sudah terbukti tapi masih terbatas dalam kasus-kasus tertentu belum bias digeneralisasikan, dan terdapat pula data yang belum dibuktikan oleh riset tapi sudah terbukti dalam kehidupan dan menurut pertimbangan akal sehat dipandang logis, baik, dan berguna. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum biasa diklasifikasikan menjadi tiga tipe prinsip yaitu :
1) Anggapan utuh atau menyeluruh (whole trusth) 
    Anggapan utuh atau menyeluruh adalah fakta, konsep, dan prinsip yang diperoleh
    dan  telah  diuji dalam  penelitian  yang  ketat  dan  berulang sehingga bias dibuat
    generalisasi  dan bias  mendapat  tantangan atau kritik karena sudah diyakini oleh
    orang-orang yang terlibat dalam pengembangan kurikulum.
2) Anggapan kebenaran parsial (partial truth)
    Anggapan kebenaran parsial yaitu sutau fakta, konsep, dan prinsip yang sudah
     terbukti efektif dalam banyak kasus tapi sifatnya masih belum bisa
     digeneralisasikan, karena dianggap baik dan bermanfaat.
3) Anggapan kebenaran yang masih memerlukan pembuktian ( Hipothsis )
     Hipotesis yaitu asumsi karja atau prinsip yang sifatnya tentative atau masih dalam
     kesimpulan yang sementara dan muncul dari pemikiran akal sehat.
2.4 Strategi Pengembangan Kurikulum .
Wina Sanjaya (2008: 39) mengemukakan lima prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu: relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas. Prinsip tersebut juga dikemukakan oleh Abdullah Idi (2007: 179-182) dan Asep Herry Hernawan dkk (dalam Rahmat 2009: Nana Syaodih Sukmadinata ( 2009 : 150-155 ) menuliskan prinsip –prinsip pengembangan kurikulum yang dapat dipergunakan sebagai stategi pengembangan kurikulum dengan membaginya ke dalam dua ( 2 ) kelompok : (1) prinsip-prinsip umum (sama dengan Herdawan dkk); dan (2) prinsip-prinsip khusus, yaitu: prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian). Berikut ini adalah uraian lebih lanjut dari prinsip-prinsip tersebut dengan mengikuti alur klasifikasi yang dikemukaka oleh Nana Syaodih Sukmadinata.
2.4.1. Prinsip-prinsip Umum
a) Relevansi ( Kesesuaian )
Kurikulum merupakan relnya pendidikan untuk membawa siswa agar dapat hidup sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat serta membekali siswa baik dalam bidang pengetahuan, sikap maupun keterampilan sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat. Oleh sebab itu, pengalaman-pengalaman belajar yang disusun dalam kurikulum harus relevan dengan kebutuhan masyarakat. Inilah yang disebut dengan prinsip relevansi. Prinsip relevansi adalah prinsip kesesuaian. Ada dua macam relevansi, yaitu :
(1)   Relevansi internal
Relevansi internal adalah bahwa setiap kurikulum harus memiliki keserasian antara komponen-komponennya, yaitu keserasian antara tujuan yang harus dicapai, isi, materi atau pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa, strategi atau metod yang digunakan serta alat penilaian untuk melihat ketercapaian tujuan. Relevansi internal ini menunjukkan keutuhan suatu kurikulum.
(2) Relevansi eksternal
Relevansi eksternal berkaitan dengan keserasian antara tujuan, isi, dan proses belajar siswa yang tercakup dalam kurikulum dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
            b. Fleksibilitas
Prinsip fleksibilitas artinya bahwa kurikulum itu harus bersifat luwes, lentur dan tidak kaku, terutama dalam hal pelaksanaannya, dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar apa yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya,memungkinkan terjadinya penyesuaian- penyesuaian situasi dan kondisi serta latar belakang siswa . Pada flesibilitas ini harus mempertimbangkan  dua sisi , yaitu :
1)      Fleksibel bagi guru, yang artinya kurikulum harus memberikan ruang gerak bagi guru untuk mengembangkan program pengajarannya sesuai dengan kondisi yang ada.
2)      Fleksibel bagi siswa, artinya kurikulum harus menyediakan berbagai
 kemungkinan program pilihan sesuai dengan bakat dan minat siswa.
            c. Kontinuitas
Dalam prinsip ini adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara horizontal. Kurikulum disusun secara berkesinambungan, artinya bagian-bagian, aspek-spek, materi, dan bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas-lepas, melainkan satu sama lain memilik hubungan fungsional yang bermakna, sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur dalam satuan pendidikn, tingkat perkembangan siswa. Pengalaman-pengalaman belajaryang disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan , baik yang di dalam tingkat kelas , antar jenjang pendidikan , maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan . Untuk menjaga agar prinsip kontinuitas itu berjalan, maka perlu ada kerja sama antara pengembang kurikulum pada setiap jenjang pendidikan, misalkan para pengembang pendidikan pada jenjang sekolah dasar, jenjang SLTP, jenjang SLTA, dan bahkan dengan para pengembang kurikulum di perguruan tinggi.
            d. Praktis .
Dalam prinsip ini mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan waktu , biaya , dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal ,cermat , tepat sehingga dapat menghasilkan sesuai dengan tujuan . Pada penggunaan prinsip ini hal yang harus diperhatikan adalah perbandingan antara tenaga , waktu , sarana dan prasarana serta biaya yang akan dikeluarkan dengan hasil yang akan diperoleh . Kurikulum dikatakan memiliki tingkat efisiensi yang tinggi apabila dengan sarana, biaya yang minimal dan waktu yang terbatas dapat memperoleh hasil yang maksimal. Betapa pun bagus dan idealnya suatu kurikulum, manakala menuntut peralatan, sarana dan prasarana yang sangat khusus serta mahal pula harganya, maka kurikulum itu tidak praktis dan sukar untuk dilaksanakan. Kurikulum harus dirancang untuk dapat digunakan dalam segala keterbatasan.
            e. Efektivitas .
Prinsip efektivitas merujuk pada pengertian kurikulum itu selalu berorientasi pada tujuan tertentu yang ingin dicapai. Kurikulum dikatakan sebagai instrument untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, jenis dan karakteristik tujuan apa yang ingin dicapai harus jelas. Kejelasan tujuan akan mengarahkan pada pemilihan dan penentuan isi, metode dan sistem evaluasi serta model kurikulum apa yang akan digunakan. Selain itu, akan mempermudah dan mengarahkan dalam implementasi kurikulum itu sendiri. Prinsip efektifitas mengusahakan agar kegiatan pengembangan  kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas. Prinsip efektivitas berkenaan dengan rencana dalam suatu kurikulum dapat dilaksanakan dan dapat dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Terdapat dua sisi efektivitas dalam suatu pengembangan kurikulum, yaitu:
1)      Efektivitas berhubungan dengan kegiatan guru dalam melaksanakan tugas mengimplementasikan kurikulum di dalam kelas.
2)       Efektivitas kegiatan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar.
2.5. Model –model Pengembangan Kurikulum .
            Model Pengembangan kurikulum ada dua ( 2 ) model yaitu :
a.      Administrative Model
Model ini adalah suatu model dimana gagasan pengembang kurikulum datang dari para administrator pendidikan dan para pengguna administrator ( datang dari atas kebawah ) . Model ini membuat para pelaku kurikulm meras terbatas pada pengembangannya dan sering terjadi ketidaksesuain dengan kondisi lembaga dan linglkungan sosial dimana lembaga pendidikan tersebut berada .
b.      Grass Root Model
Model ini adalah kebalikan dari model yang pertama yaitu inisiatif pengembangan kurikulum datangh dari para pelaku kurikulum ( guru –guru , sekolah , lingkungan , dan stkae holder ) . Model ini yang sekarang berlaku di Indonesia dengan muali berlakuinya Manajemen Berbasis Sekolah ( MBS ) dan Kurikulum Tingkat Satiuan Pendidikan ( KTSP )  tiap sekolah wajib membuat kurikulum sendiri yang disesuaikan dengan kondisi sekolah ,  Visi sekolah  , program strategis yang akan diprioritaskan oleh sekolah yang diselaraskan dengan kekuatan sekolah dalam melaksanakan baik dari segi tenaga maupun pembiayaannya . Melalui Evaluasi Diri Sekolah ( EDS ) sekolah menyusun Rencana Kerja Sekolah ( RKS ) yang dituangkan secara umum pada kurikulumnya .
2.6. Pengembangan SKKD .
PENGEMBANGAN SKKD


 


                                                                                                            


 






INDIKATOR
 
                                                                                                                                                        
                              








 







Dari bagan diatas dapat diuraikan bahwa pengembanga SKKD perlu mempertimbangkan tiga ( 3) hal yaitu ;
1)      Kompleksitas ( Tingkat Kesulitan ) dari SKKD yang akan disampaikan kepada siswa baik ditinjau dari kemampuan guru dan kondisi siswa .
2)      Kemampuan dasar siswa adalah analisis tentang kondisi siswa (karakteristik siswa sampai pada kemampuan akademik siswa .
3)      Sumber daya dukung adalah kemapuan dari guru sendiri dalam mengelola pembelajaran baik dalam menentukan metode , sumber belajar , alat pelejaran dampai pada ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran .
Dengan pertimbangan ketiga hal diatas maka akan ditentukan Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yang kan dicap[ai oleh siswa . Setelah KKM tersusun makan seorang guru akan menentukan Indikator –indikator sebagai langkah untuk mencapai KKM yang diturunkan lagi menjadi tujuan pembelajaran. Pada setiap akhir pembelajaran harus selalu dilakukan evaluasi untuk mengukur keberhasilan pembelajaran yang diukur dengan pencapaian KKM . Dari  kegiatan ini akan dapat diketahui siswa yang telah tuntas dan siswa yang belum tuntas yang akhirnya akan dijadikan sebagai bahan bagi guru untuk melakukan program tindak lanjut baik dari segi perbaikan pembelajaran ataupun perbaikan dan pengayaan bagi siswa .  
2.7. Peranan guru dalam pengembangan kurikulum .
            Guru adalah pelaku utama kurikulum baik dari proses perencanaan , penerapan , dan evaluasi kurikulum . Maka keberhasilan pencapaian kurikulum sangat tergantung dari keprofesionalisme dari guru itu sendiri .Dapat dikatakan bahwa kurikulum yang sebenarnya adalah guru itu sendiri . Maka pentingnya guru dalam kurikulum adalah bahwa bila tidak ada guru maka tidak akan ada juga kurikulum . 

III. PENUTUP
3.1. Simpulan
Dari uraian-uraian singkat yang telah penulis sampaikan, maka penulis dapat memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1) Pengembangan kurikulum adalah sebuah proses yang merencanakan, menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penilaian terhadap kurikulum yang telah berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi belajar mengajar yang baik.
2) Sumber prinsip pengembangan kurikulum adalah data empiris, data eksperimen, cerita atau legenda yang ada di masyarakat, dan akal sehat.
3) Tipe prinsip pengembangan kurikulum yaitu anggapan utuh atua menyeluruh (whoke truth), anggapan parsial (partial truth), dan anggapan kebenaran pembuktian (hypothesis).  4) Prinsip pengembangan kurikulum yang dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu: (1) prinsip – prinsip umum: relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas; (2) prinsip-prinsip khusus: prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian.
4) Model pengembangan kurikulum ada dua ( 2 ) yaitu model Administrative model dan Grass Root model .
5) Pengembangan SKKD mengacu pada tiga hal yaitu : 1) Komplesitas ( Tingkat kesulitan ) ;2) Kemampuan dasar siswa ;dan 3) Sumber daya dukung .
6) Peran guru dalam kurikulum , nahwa pada dasarnya kurikulum yang sebenarnya adalah guru itu sendiri karena guru adalah pelaku utama dari kurikulum .
3.2. Saran
Dalam hal ini penulis mencoba memberikan saran dari uraian di atas, yaitu:
1) Pendidik harus mengetahui prinsip-prinsip kurikulum.
2) Pendidik melaksanakan pengajarannya sesuai dengan prinsip-prinsip
     kurikulum yang berlaku.
3) Siswa harus bisa berpartisipasi aktif dalam pengembangan kurikulum,
     khususnya dalam program pembelajaran maupun pendidikan agar tujuan
     pendidikan yang diharapkan bisa tercapai dengan optimal.















DAFTAR PUSTAKA

·         http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2136882-pengertian-pengembangan-kurikulum/, diakses pada tanggal 3 April 2011.
·         http://www.puskur.net/download/uu/11Kerangka_Dasar.pdf, diakses pada tanggal 3 April 2011 .
·         Idi, Abdullah. 2007. Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktek. Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media.
·         Sanjaya, Wina. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
·         Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar